LOKASI
Kawasan Gunung Payung berada di wilayah Desa Adat Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Pulau Bali – Indonesia. Kalau dari kota Denpasar, untuk menuju ke Gunung Payung ini cukup mudah mengingat kondisi jalanannya terbilang sudah cukup baik. Jaraknya dari ibukota Bali tersebut sekitar 30 km atau bisa ditempuh dengan waktu 1 jam perjalanan saja. Rasanya sulit menemukan orang yang tak akan mengagumi keindahan dan pesona dari Pulau Dewata Bali secara keseluruhan. Banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara menyebut bahwa kewisataan di Bali sudah sangat lengkap ditinjau dari segi keanekaragaman tempat wisatanya, sarana dan prasarana (hotel, bar, restoran, sarana olahraga dan lainnya) maupun dukungan dari otoritas pemerintahan setempat. Gunung Payung dan sekitarnya ialah salah satu destinasi wisata yang tak boleh ditinggalkan kalau sedang berada di pulau indah nan menawan ini. Mengapa? Apa lagi kalau bukan keindahan dan panorama alam perbukitan dan pantainya yang bak surgawi. Mungkin tak berlebihan kalau mengibaratkannya dengan Pulau Langkawi yang tersohor di Negeri Jiran itu!
Gunung Payung ini merupakan kawasan perbukitan indah yang berada di pesisir
pantai sehingga memiliki potensi wisata dobel: hijaunya alam perbukitan dan
menawannya deburan ombak pantai! Gunung Payung ini memang lokasinya beradu-hadap
dengan Samudera Indonesia yang memandanganya seolah tak bertepi. Anda akan
merasakan ketakjuban yang luar biasa ketika berkunjung ke kawasan indah ini,
terlebih kalau sore hari dikala senja mulai datang menggantikan sang malam.
Maka akan terlihat proses terbenamnya matahari secara utuh—kalau tak terhalang
cuaca—atau yang lebih dikenal dengan sunset yang sungguh menakjubkan dan sukar
terlukiskan dengan kata. Fenomena sunset tersebut akan semakin bermakna
tatkala disaksikannya bersama seseorang yang paling berarti dalam hidup, pacar
atau isteri misalnya. Sunset Gunung Payung akan menjadi pelengkap indahnya
cinta Anda bersama pasangan yang menemani. Momen tersebut mustahil dapat
terlupakan sehingga karenanya banyak diantara wisatawan yang kemudian
mengabadikannya lewat jepretan foto atau durasi video. Andapun bisa mencobanya!
PURA GUNUNG PAYUNG
Disini pengunjung tak hanya akan dimanjakan dengan keindahan alam maupun
kesejukan udaranya saja, namun juga tepat di sekitar kawasan gunung ini
terdapat suatu tempat yang dikeramatkan dan disucikan oleh penduduk sekitar.
Tempat tersebut ialah sebuah pura yang disebut dengan Pura Dang Kahyangan
Gunung Payung yang memiliki nilai historis dan filosofis yang tinggi. pendirian
pura ini sendiri sangat berkaitan erat dengan perjalanan Maharesi Dang Hyang
Nirartha. Alkisah, selepas dari Pura Luhur Uluwatu, Dang
Hyang Nirartha kemudian melanjutkan misi perjalanan sucinya ke daerah lainnya.
Ia dan pengikutnya kemudian tiba di suatu tempat yang kini disebut dengan Desa
Adat Kutuh. Beliau dan pengikutnya berhenti sejenak sembari menikmati indah dan
menakjubkannya pemandangan yang ada di kawasan tersebut. Masyarakat sekitar
yang mengetahui kedatangan sang Maharesi suci kemudian mendangi Dang Hyang
Nirartha dan para pengikutnya untuk menghaturkan sembah suci. Tak hanya itu, masyarakat setempat pun sempat
meminta wejangan sang maharesi yang telah dianggap utusan Tuhan tersebut. Untuk
menjawab permintaan warga, maharesi yang memiliki keluhuran budi dan asih
kemudian menancapkan gagang payung di tanah berdekatan dengan tempat pijakan
kakinya. Apa yang terjadi berikutnya? Aneh bin ajaib, bekas tancapan payung
tersebut kemudian menyemburkan air bening dan suci yang kemudian dianggap
sebagai air suci dan banyak dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat sekitar. Beliau kemudian berpesan untuk menjaga sumber air
yang disebutnya dengan Air Amerta atau air suci kehidupan. Untuk menjaganya,
wargapun kemudian membangun sebuah tempat pemujaan di lokasi air memancar
tersebut. Tempat pemujaan atau yang dikenal dengan pura itu kemudian diberinama
Pura Dang Kahyangan Gunung Payung. Dan air sumber air suci itupun, sampai
sekarang masih ada dan terpelihara dengan baik dan tak pernah mengalami
kekeringan sekalipun musim kemarau melanda berkepanjangan. Pura ini dijadikan sebagai tempat pemujaan umat
Hindu yang disebut sebagai “stana” yang merupakan manifestasi dari Sang Hyang
Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa. Pura ini juga bisa menjadi sarana untuk
pengunjung yang ingin melaksanakan sembahyang. Karena terdorong oleh usia, Pura
Gunung Payung telah mengalami kerusakan pada beberapa bagiannya sehingga pernah
dipugar untuk mengembalikan keutuhan pura ini dan selesai pada awal tahun 2008
yang lalu.
PANTAI yang SEPI
Selain pura, sebagaimana telah sedikit diulas diatas, kawasan Gunung Payung
juga memiliki pantai yang indah dan sepi. Bagi Anda yang menghendaki suasana
tenang dan nyaman bisa mengunjungi pantai di areal Gunung Payung ini. Pantai
ini kondisinya tak terlalu ramai, bahkan bisa dikatakan masih jarang dikunjungi
oleh wisatawan, tak seperti di Kuta, Dreamland, Lovina atau lainnya. Pantai ini memiliki pasir putih bersih dengan
butirannya yang lumayan berukuran besar. Beberapa hal yang bisa dilakukan di
kawasan pantai ini sperti berjalan kaki menikmati indahnya suasana, membaca
atau menulis buku, bercengkarama dengan penduduk lokal, memancing dan lainnya.
Pantai ini memang sangat pas untuk dijadikan arena bersantai, sambil
berfoto-foto sebagai kenangan dan cerita indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar