Kamis, 23 April 2015

Menikmati Keindahan di Pantai Gunung Payung - Bali


LOKASI

Kawasan Gunung Payung berada di wilayah Desa Adat Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Pulau Bali – Indonesia. Kalau dari kota Denpasar, untuk menuju ke Gunung Payung ini cukup mudah mengingat kondisi jalanannya terbilang sudah cukup baik. Jaraknya dari ibukota Bali tersebut sekitar 30 km atau bisa ditempuh dengan waktu 1 jam perjalanan saja. Rasanya sulit menemukan orang yang tak akan mengagumi keindahan dan pesona dari Pulau Dewata Bali secara keseluruhan. Banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara menyebut bahwa kewisataan di Bali sudah sangat lengkap ditinjau dari segi keanekaragaman tempat wisatanya, sarana dan prasarana (hotel, bar, restoran, sarana olahraga dan lainnya) maupun dukungan dari otoritas pemerintahan setempat. Gunung Payung dan sekitarnya ialah salah satu destinasi wisata yang tak boleh ditinggalkan kalau sedang berada di pulau indah nan menawan ini. Mengapa? Apa lagi kalau bukan keindahan dan panorama alam perbukitan dan pantainya yang bak surgawi. Mungkin tak berlebihan kalau mengibaratkannya dengan Pulau Langkawi yang tersohor di Negeri Jiran itu! 

Gunung Payung ini merupakan kawasan perbukitan indah yang berada di pesisir pantai sehingga memiliki potensi wisata dobel: hijaunya alam perbukitan dan menawannya deburan ombak pantai! Gunung Payung ini memang lokasinya beradu-hadap dengan Samudera Indonesia yang memandanganya seolah tak bertepi. Anda akan merasakan ketakjuban yang luar biasa ketika berkunjung ke kawasan indah ini, terlebih kalau sore hari dikala senja mulai datang menggantikan sang malam. Maka akan terlihat proses terbenamnya matahari secara utuh—kalau tak terhalang cuaca—atau yang lebih dikenal dengan sunset yang sungguh menakjubkan dan sukar terlukiskan dengan kata. Fenomena sunset tersebut akan semakin bermakna tatkala disaksikannya bersama seseorang yang paling berarti dalam hidup, pacar atau isteri misalnya. Sunset Gunung Payung akan menjadi pelengkap indahnya cinta Anda bersama pasangan yang menemani. Momen tersebut mustahil dapat terlupakan sehingga karenanya banyak diantara wisatawan yang kemudian mengabadikannya lewat jepretan foto atau durasi video. Andapun bisa mencobanya!

PURA GUNUNG PAYUNG


Disini pengunjung tak hanya akan dimanjakan dengan keindahan alam maupun kesejukan udaranya saja, namun juga tepat di sekitar kawasan gunung ini terdapat suatu tempat yang dikeramatkan dan disucikan oleh penduduk sekitar. Tempat tersebut ialah sebuah pura yang disebut dengan Pura Dang Kahyangan Gunung Payung yang memiliki nilai historis dan filosofis yang tinggi. pendirian pura ini sendiri sangat berkaitan erat dengan perjalanan Maharesi Dang Hyang Nirartha. Alkisah, selepas dari Pura Luhur Uluwatu, Dang Hyang Nirartha kemudian melanjutkan misi perjalanan sucinya ke daerah lainnya. Ia dan pengikutnya kemudian tiba di suatu tempat yang kini disebut dengan Desa Adat Kutuh. Beliau dan pengikutnya berhenti sejenak sembari menikmati indah dan menakjubkannya pemandangan yang ada di kawasan tersebut. Masyarakat sekitar yang mengetahui kedatangan sang Maharesi suci kemudian mendangi Dang Hyang Nirartha dan para pengikutnya untuk menghaturkan sembah suci. Tak hanya itu, masyarakat setempat pun sempat meminta wejangan sang maharesi yang telah dianggap utusan Tuhan tersebut. Untuk menjawab permintaan warga, maharesi yang memiliki keluhuran budi dan asih kemudian menancapkan gagang payung di tanah berdekatan dengan tempat pijakan kakinya. Apa yang terjadi berikutnya? Aneh bin ajaib, bekas tancapan payung tersebut kemudian menyemburkan air bening dan suci yang kemudian dianggap sebagai air suci dan banyak dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat sekitar. Beliau kemudian berpesan untuk menjaga sumber air yang disebutnya dengan Air Amerta atau air suci kehidupan. Untuk menjaganya, wargapun kemudian membangun sebuah tempat pemujaan di lokasi air memancar tersebut. Tempat pemujaan atau yang dikenal dengan pura itu kemudian diberinama Pura Dang Kahyangan Gunung Payung. Dan air sumber air suci itupun, sampai sekarang masih ada dan terpelihara dengan baik dan tak pernah mengalami kekeringan sekalipun musim kemarau melanda berkepanjangan. Pura ini dijadikan sebagai tempat pemujaan umat Hindu yang disebut sebagai “stana” yang merupakan manifestasi dari Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa. Pura ini juga bisa menjadi sarana untuk pengunjung yang ingin melaksanakan sembahyang. Karena terdorong oleh usia, Pura Gunung Payung telah mengalami kerusakan pada beberapa bagiannya sehingga pernah dipugar untuk mengembalikan keutuhan pura ini dan selesai pada awal tahun 2008 yang lalu.

PANTAI yang SEPI


Selain pura, sebagaimana telah sedikit diulas diatas, kawasan Gunung Payung juga memiliki pantai yang indah dan sepi. Bagi Anda yang menghendaki suasana tenang dan nyaman bisa mengunjungi pantai di areal Gunung Payung ini. Pantai ini kondisinya tak terlalu ramai, bahkan bisa dikatakan masih jarang dikunjungi oleh wisatawan, tak seperti di Kuta, Dreamland, Lovina atau lainnya. Pantai ini memiliki pasir putih bersih dengan butirannya yang lumayan berukuran besar. Beberapa hal yang bisa dilakukan di kawasan pantai ini sperti berjalan kaki menikmati indahnya suasana, membaca atau menulis buku, bercengkarama dengan penduduk lokal, memancing dan lainnya. Pantai ini memang sangat pas untuk dijadikan arena bersantai, sambil berfoto-foto sebagai kenangan dan cerita indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar